BOLMONG POST – Nasib sial kali ini melanda AP, salah satu siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang ada di Kotamobagu. Pasalnya AP, Rabu 09 Oktober 2024 siang tadi mendapatkan perlakuan kasar dari JM alias Jamila, salah satu warga di kecamatan Kotamobagu Utara. AP dianiaya JM saat berada di sekolah. Tak pelak pelipis AP memar akibat satu bogem mentah milik JM mendarat tepat diwajah AP. Bahkan, JM melakukan aksinya tepat di depan salah satu guru tempat AP bersekolah.
” Saya tidak tau apa penyebabnya sehingga saya tiba-tiba di pukul hingga wajah saya memar,”ujar AP pada sejumlah awak media saat bersua dengannya di ruang SPKT Polres Kotamobagu.
Di tempat yang sama ayah dari AP selaku korban, tidak menerima anaknya yang masih di bawah umur di aniaya seperti itu. Tadi saya sudah melaporkan masalah ini ke pihak berwajib yang di buktikan dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor: STTLP/B/405/X/2024 dan Laporan Polisi Nomor: LP/B/405/X/2024, atas dugaan tindak pidana kejahatan perlindungan anak.
” Saya tidak terima anak saya di pukul hingga wajahnya memar, apalagi yang melakukan pemukulan adalah orang dewasa. Apapun alasannya perbuatan seperti itu sangat tidak dibenarkan. Lebih mirisnya lagi penganiyaan tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu saya memilih melaporkan masalah ini ke pihak berwajib dan berharap pelaku dapat di proses secara hukum yang berlaku,” tutur Ayah AP.
Ketika dikonfirmasi oleh awak media,Kepala sekolah membenarkan hal tersebut, menurutnya JM datang ke sekolah awalnya hanya untuk meminta bertemu dengan siswi tersebut guna membahas masalah yang melibatkan anaknya.
“Tidak ada tanda-tanda bahwa pelaku akan melakukan tindakan kekerasan,” ujar kepala sekolah. Ia juga menambahkan bahwa pertemuan antara terduga pelaku dan siswi itu dimediasi oleh guru sekolah.
Namun, tanpa diduga, saat pertemuan berlangsung, JM tiba-tiba melakukan pemukulan kepada siswi tersebut. Bahkan seorang guru yang mencoba melerai kejadian itu justru ikut terkena pukulan dari pelaku.
“Pihak sekolah sudah berupaya mencegah kekerasan, namun tampaknya ibu itu sudah memiliki niat buruk,”ungkap guru yang melerai kejadian itu.
(San)